Selasa, 28 Agustus 2012

Mengendalikan Amarah

Mengendalikan Amarah



Dulu, aku orang yang bersifat pemarah. Aku tidak bisa meredam amarahku setiap hari. Ayahku menyadari hal ini.

Untuk mengurangi rasa amarahku, Ayahku memberikan sekantong paku dan mengatakan kepadaku agar aku memakukan paku itu ke pagar di belakang rumah tiap kali aku marah. Hari pertama aku bisa memakukan 48 paku ke pagar belakang rumah. Namun secara bertahap jumlah itu berkurang. Aku menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah ketimbang memaku paku ke pagar. Akihrnya aku bisa menahan dan mengendalikan amarah ku yang selama ini telah memburuku. Aku memberitakukan hal ini kepada Ayahku. Ayahku mengatakan agar aku mencabut satu paku di pagar setiap hari dimana aku tidak marah.

Hari-hari berlalu dan tidak terasa paku-paku yang tertancap tadi telah aku cabut dan lepaskan semua. Aku memberitahukan hal ini kepada Ayahku bahwa semua paku telah aku cabut. Ayah tersenyum memandangku, dan ia menuntunku ke pagar. Dan berkata “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya.
“Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas.” Aku menyadari hal ini bahwa aku setiap kali marah aku teringat pada orang yang aku dendam tersebut. Ayah tambah berkata “Seperti lubang ini … di hati orang lain.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada …dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”

Terima Kasih Ayah, kini aku dapat meredam dan mengendalikan amarahku setiap saat dan setiap waktu.

Copast dari http://m.facebook.com/note.php?note_id=347965538623133

Kewajiban Memelihara Janggut

Kewajiban Memelihara
Janggut 





by Abu Muawiah

Dari Zakariya bin Abi Zaidah dari Mush’ab bin Syaibah dari Thalq bin Habib dari Abdullah bin Az- Zubair dari Aisyah -radhiallahu anha- dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Ada sepuluh perkara dari fitrah: Mencukur kumis, memanjangkan janggut, bersiwak, beristinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung), memotong kuku, bersuci dengan air, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan beristinja’ dengan air (istinja`).”
Zakariya berkata: Mush’ab berkata, “Dan aku lupa yang kesepuluh, kecuali dia adalah berkumur-kumur.” (HR. Muslim no. 261)

Dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:“Potonglah kumis dan biarkanlah janggut.” (HR. Al- Bukhari no. 5892 dan Muslim no. 259)

Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Panjangkanlah janggut, cukurlah kumis, dan warnailah uban kalian, serta janganlah kalian menyerupai orang Yahudi dan Nasrani.” (HR. Ahmad no. 8318 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al- Jami’ no. 1067)

Penjelasan ringkas:

Janggut adalah rambut yang tumbuh di pipi (dari bawah tulang pipi) dan yang tumbuh di dagu. Maka termasuk janggut adalah cambang yang tumbuh di bawah tulang pipi.
Membiarkan janggut dan tidak mencabut atau memangkasnya termasuk dari sunnah fitrah yang diperintahkan oleh Ar- Rasul -alaihishshalatu wassalam-. Karenanya para ulama telah bersepakat akan wajibnya membiarkan janggut dan haramnya mencabut atau memangkasnya. Ijma’ ini dinukil oleh Imam Ibnu Hazm dalam Maratib Al-Ijma’ hal. 157 dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiah sebagaimana dalam Al-Ikhtiyarat hal. 19. Dalil akan ijma’ ini adalah hadits-hadits di atas dan yang semisalnya, dan juga karena mencukur janggut merupakan perbuatan menyerupai orang-orang kafir dan juga menyerupai Wanita, sementara kedua perkara ini telah dilarang oleh syariat dalam beberapa ayat dan hadits

-@ sumber : http://al-atsariyyah.com/kewajiban-memelihara-janggut.html/comment-page-1#comment-10444

SEKEDAR REFERENSI (fakta pacaran)



1. 51% remaja perempuan di kota Jakarta sudah tidak perawan | Surabaya 54%, Medan 52%, Bandung 47%, Jogja 30% (BKKBN 2010)

2. jadi kalo ada yang bilang "pacaran nggak hanya sekedar seks" | mohon maaf perkataan itu hanya pepesan tanpa statistik :)

3. apa arti angka-angka barusan? itu fenomena gunung es | yang ada di kenyataan selalu lebih parah dari angka statistik

4. ibarat kata, bila pacaran diperbuat 75% remaja, maka jika dipatok rata2 50% yg tak perawan, berarti 3/4 yg pacaran lakukan hubungan seks

5. pacaran memang bukan dirancang untuk komitmen | pacaran dirancang untuk kenikmatan badan | bagi lelaki, wanitanya mati

6. liat aja yg pacaran, kemana-mana pasti pertontonkan kemesuman | itu baru di ramai umum, apalagi saat mereka berduaan?

7. boleh saja mengucap "tidak semua pacaran itu berzina" | tapi statistik sampaikan bahwa "setiap zina diawali pacaran", kelir?

8. memang mudah menutup mata atas fakta bila sudah dibutakan nafsu | sampai yang dikhawatirkan terjadi dan engkau tertunduk malu
9. tiada pacar bukan tunjukkan sok suci, hanya menjaga kesucian | tidak berpacaran bukannya tunjukkan diri munafik, justru inginkan ketaatan

10. jaga diri terhormat saja masih banyak yang akan memfitnah | bagaimana bila kehormatan diletak di ujung tanduk dengan aktivitas haram jadah?

11. seriously, Muslimah-lah yang paling dirugikan dengan aktivitas pacaran | karena saat itu Muslimah cuma dinilai dari sekedar badan

12. karena Muslimah-lah yang menjadi korban dalam maksiat pacaran | seharusnya mereka yang lebih dulu sadar,

#SO..???? apa yg bakal anda lakukan sekarang..?


sumber :  http://facebook.com/slamet.pacho